Rabu, 17 Februari 2016


 


Laporan  Praktikum
“Menentukan Kapasitas Paru-Paru”



 
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
XI MIPA 1
 
A. Nadiah Khairunnisa
Ahmad Ferdiansa
Arham Azis
Eka Putri Wulandari
Juliana
Sihhatul Hayat
 
 
SMA NEGERI 1 WATAMPONE
Tahun Pelajaran 2016/2017
Kata Pengantar
 
Dengan memanjatkan puji syukur kepada TuhanYang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan Praktikum “Menentukan Kapasitas Paru – Paru” tepat pada waktunya. Dalam pembuatan laporan  ini tidak sedikit hambatan yang dilalui oleh penulis, namun berkat support dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
  1. Bapak Guru mata pelajaran Biologi yaitu pak Shabiel Zakaria yang telah membimbing dalam proses praktikum.
  2. Orang Tua yang telah memberikan dukungan material,
  3. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pengamatan sebelum laporan ini dibuat.
Dalam penulisan laporan ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua teman-teman sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
                                          
                                                                       
                                                                                                            Penyusun
 
 
 
 
 
Daftar Isi
SAMPUL................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Maksud dan Tujuan praktikum................................................................. 2
C.     Waktu dan tempat..................................................................................... 2
D.    Manfaat praktikum.................................................................................... 2  
BAB II DASAR TEORI
A.    Alat – Alat Pernapasan Pada Manusia...................................................... 3
B.     Mekanisme Pernapasan Manusia............................................................... 6
C.     Volume Udara Pernapasan........................................................................ 9
D.    Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia.................... 10
E.     Volume Udara Pernapasan pada Manusia................................................. 13
BAB III METODE KERJA
A.    Alat dan bahan ......................................................................................... 16
B.     Langkah kerja............................................................................................ 17
BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A.    Data hasil praktikum................................................................................. 20
B.     Pembahasan............................................................................................... 22
BAB 5 PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 23
B.     Saran.......................................................................................................... 23
DAFTAR ISI........................................................................................................
LAMPIRAN......................................................................................................... 24
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR GAMBAR
 
Gambar  1.1 . Alat Pernapasan Manusia .............................................................. 3
Gambar  1.2 . Saluran pernapasan......................................................................... 5
Gambar  1.3 . Mekanisme pernapasan................................................................... 9
Gambar  3.1 . Cara menentukan takaran pada galon setiap 600 ml...................... 17
Gambar  3.2 . Cara membalikkan galon................................................................ 18
Gambar  3.3 . Cara memasukkan selang ke dalam galon...................................... 18
Gambar  3.4 . Menghembuskan napas ke dalam selang........................................ 19
Gambar  4.1 . Arham meniup selang..................................................................... 20
Gambar  4.2 . Nadiah Eka meniup selang............................................................. 21
Gambar  4.3 . Eka meniup selang.......................................................................... 21
Gambar  4.4 . Achmad meniup selang.................................................................. 21
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR TABEL
 
Tabel 3.1 . Alat yang digunakan dalam praktikum.............................................. 16
Tabel 3.2 . Bahan yang digunakan daam praktikum............................................ 17
Tabel 4.1 . Data hasil pengamatan....................................................................... 19

 
BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Latar Belakang

Bernapas merupakan salah satu bentuk pertahanan hidup bagi makhluk hidup, baik itu hewan, tumbuhan maupun manusia dalam melangsungkan hidupnya. Sebagai makhluk hidup kita masih dapat hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Bagaimana sistem pernafasan dapat terjadi di dalam tubuh kita ?dari permasalahan tersebut, maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan pada mamalia khususnya manusia.

Pernapasan atau respirasi merupakan pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Pada manusia, sistem pernapasan merupakan proses menghirup oksigen (O2) dari udara dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air. Oksigen (O2) dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi. Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok. Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh.

 Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.

 

 

 

 

B.      Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum tersebut adalah :

1.      Untuk mengetahui volume udara pernapasan seseorang

2.      Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan.

 

C.    Manfaat

Setelah melakukan percobaan ini kita dapat mengetahui berapa volume udara pernapasan seseorang serta faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan seseorang.

 

D.    Waktu dan tempat

a)      Tanggal    : Rabu, 13 Januari 2016

b)      Pukul       : 10.00 – selesai

c)      Tempat     : Di samping kantin kejujuran SMA Negeri 1 watampone

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

DASAR TEORI

 

A.    Alat - Alat Pernapasan Manusia

Di tubuh kita terdapat 6 alat yang membantu proses pernapasan yang merupakan bagian dari sistem pernapasan pada manusia. Ke enam alat pernapasan tersebut antara lain hidung (cavum nasalis), faring (tenggorokan), laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).


 

 


Gambar 1.1

1)      Hidung (cavum nasalis)

Hidung adalah bagian paling atas dan paling luar dari alat pernapasan pada manusia dan merupakan alat pernapasan paling awal yang dilalui udara. Di hidung terdapat saraf-saraf penciuman. Lubang hidung terbagi menjadi dua, yaitu sebelah kanan dan kiri yang dibatasi oleh sekat hidung.

Rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut. Rongga hidung memiliki tiga fungsi utama, yaitu menghangatkan udara, melembapkan udara, dan menyaring udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk dan mengeluarkan partikel-partikel. Terdapat juga konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae.

2)      Faring (tenggorokan)

 

Trakea tersusun dari cincin tulang rawan yang terletak di depan kerongkongan dan berbentuk pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Bagian dalam trakea licin dilapisi oleh selaput lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan bersilia ini berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk ke dalam paru-paru.

 

Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).

Pada bagian belakang rongga hidung terdapat daerah yang disebut faring (tekak). Faring adalah lanjutan dari saluran hidung yang meneruskan udara ke laring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan(orofarings) pada bagian belakang. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

Di dalam tenggorokan juga terdapat epiglotis. Apabila makanan masuk ke kerongkongan, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Dan apabila bernafas, epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke tenggorokan . Oleh sebab itu, makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.

3)      Laring (pangkal tenggorokan)

Laring terdiri dari lempengan-lempengan tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada laring juga terdapat selaput suara yang akan bergetar jika berbicara. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis (anak tekak). Epiglotis selalu dalam keadaan terbuka, dan hanya akan menutup jika ada makanan yang masuk ke kerongkongan.

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.

Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.

Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.


Gambar 1.2 Saluran pernapasan

4)      Bronkus (cabang batang tenggorokan)

Bronkus adalah bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea. Bronkus terdapat di paru-paru kanan dan kiri. Setiap bronkus terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus. Bronkus bercabang-cabang lagi yang disebut bronkiolus. Dinding bronkiolus tipis dan tidak bertulang rawan.

5)      Pulmo (paru-paru)

Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastis yang disebut pleura.

Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir. Di dalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus. Saluran-saluran halus ini berakhir pada gelembung-gelembung halus atau gelembung paru-paru yang disebut alveolus (alveoli = jamak). Dinding alveolus sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah. Pada dindng alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Pada paru – paru terdapat cairan yang melindunginya yang disebut dengan Efusi Pleura. Cairan pleura ini berfungsi untuk melindungi paru – paru agar tetap elastis dan tidak bergesekan dengan tulang rusuk ketika sedang bekerja.

B.     Mekanisme Pernapasan Manusia

Pernapasan pada manusia terbagi atas dua tahap yaitu pernapasan luar (pernapasan eksternal) dan pernapasan dalam (pernapasan internal).

 

1)      Pernapasan Luar (eksternal)

Pada pernapasan eksternal, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di alveolus. Oksigen tersebut akan dibawa ke kapiler darah dan berdifusi dengan darah. Di dalam sel – sel darah , hemoglobin (Hb) mengikat oksigen (O2) sehingga menjadi Oksihemoglobin (HbO2) . dan selanjutnya darah beredar keseluruh tubuh. Reaksi yang terjadi begaia berikut.

 

      Hb + O2   à  HbO2

 

2)      Pernapasan dalam (internal)

 

Pada pernapasan dalam, pertukaran oksigen berlangsung di dalam jaringan tubuh tepatnya pada mitokondria. Pada pernapasan dalam,darah masuk ke dalam tubuh. Oksigen melepaskan ikatannya dengan hemoglobin (Hb) sehingga Oksihemoglobin berubah menjadi Oksigen dan hemoglobin. Selanjutnya oksigen akan berdifusi dan masuk ke cairan jaringan tubuh. Reaksi kimianya sebagai berikut.

 

            HbO2 à Hb + O2

 

Proses difusi ini berlangsung karena tekanan parsial oksigen dalam kapiler darah lebih tinggi daripada tekanan parsial oksigen dalam sel – sel tubuh. Setelah sampai ke jaringan, oksigen digunakan untuk respirasi sel yaitu untuk mengoksidasi zat makanan (glukosa) sehingga dapat dihasilkan energy, CO2, dan uap air. Energi hasil respirasi sel berupa ATP

 

            C6H12O6 + 6O2 à 6CO2 + 6H2O + 38 ATP

 

Semakin banyak oksigen yang digunakan noleh sel – sel tubuh, maka semakin banyak karbon dioksida yang dihasilkan. Sehingga mengakibatkan tekanan parsial CO2 di dalam sel – sel tubuh lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam kapiler darah. Oleh karena itu, karbon dioksida akan berdifusi kedalam kapiler darah dan akan dibawa ke paru – paru. Di dalam paru – paru terdapat alveolus . karena tekanan parsial karbon dioksida di kapiler darah lebih tinggi daripada tekanan parsial di dalam alveolus, maka karbon dioksida berdifusi dan menembus dinding alveolus. Akhirnya, karbon dioksida dikeluarkan melalui hidung (ekspirasi).

 

Berdasarkan otot yang bekerja, pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi.

 

·         Mekanisme Pernapasan Dada

Otot yang berperan katif pada penafasan dada adalah otot antar tulang rusuk bawah (interkostalis internal) dan otot antar tulang rusuk luar (interkostalis eksternal. Interkostalis eksternal berfungsi untuk mengangkat rongga dada saat pernafasan terjadi. Sedangkan interkostalis internal berfungsi untuk menurunkan rongga dada ke poisi semula. Berikut ini merupakan mekanisme fase inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan dada.

 

1)      Fase Inspirasi pernapasan dada

Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru.

 

2)      Fase ekspirasi pernapasan dada 

Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar -->udara keluar dari paru-paru.

 

·         Mekanisme Pernapasan Perut 

Pada pernapasan perut, otot yang paling berperan aktif yaitu otot diagfragma. Pada saat otot diagfragma berkntraksi, maka otot diagfragma akan mendatar. Pada saat otot diagfragma berelaksasi, maka otot diagfragma akan melengkung.

 

1)      Fase inspirasi pernapasan perut

Mekanisme fase inspirasi pada pernapasan perut sebagai berikut.

Sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk.

 

 

 

 

 

2)      Fase ekspirasi pernapasan perut 

Mekanisme fase ekspirasi pada pernapasan perut sebagai berikut

otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.


Gambar 1.3 Mekanisme pernapasan

 

C.    Volume Udara Pernapasan

Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi enam macam, yaitu:


a)      Udara pernapasan biasa (volume tidal) --> VT 

Merupakan udara yang masuk dan keluar paru-paru pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml

 

b)      Udara cadangan inspirasi (udara komplementer) --> UK 

Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 - 3000 ml

 

c)       Udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) --> US 

Merupakan udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer adalah 1250 - 1300 ml

 

d)      Udara residu --> UR 

merupakan udara yang tersisa di dalam paru-paru, yang berfungsi untuk menjaga agar paru-paru tetap dalam keadaan mengembang. besarnya udara residu adalah 1200 ml. 

 

D.    Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia


Frekuensi pernapasan pada manusia merupakan intensitas inspirasi dan ekspirasi udara pernapasan pada manusia yang dilakukan setiap menit. Dalam keadaan normal, proses inspirasi dan ekspirasi berlangsung sebanyak 15 sampai dengan 18 kali per menitnya. Akan tetapi, keadaan ini bisa berubah dan berbeda pada setiap orang dikarenakan ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses inspirasi dan ekspirasi pada seseorang meliputi:


a)      Faktor fisik seperti umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan aktivitas tubuh.


b)      Faktor psikologis seperti emosi, kejiwaan, perasaan, energi dan aura, dan kestabilan rohani.


 

1.      Faktor Fisik

a)      Umur

Frekuensi pernapasan yang dilakukan pada anak-anak berbeda dengan frekuensi pernapasan yang dilakukan oleh orang dewasa. Umumnya, frekuensi pernapasan yang terjadi pada anak-anak lebih banyak daripada orang dewasa. Hal ini disebabkan karena adanya proses pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak sehingga anak-anak memerlukan energi yang cukup banyak. Pada orang dewasa, frekuensi pernapasan menjadi lebih lambat dikarenakan aktivitas sel-sel di dalam tubuh mengalami penurunan.

 

 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini frekuensi normal berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

·         Usia baru lahir, frekuensi pernapasannya berkisar antara 35-50 kali per menit

·         Usia 2 sampai 12 tahun, frekuensi pernasapannya berkisar antara 18-26 kali per menit.

·         Usia dewasa, frekuensi pernapasannya berkisar antara 16-20 kali per menit.

b)      Jenis kelamin

Pada umumnya dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih banyak daripada frekuensi pernapasan pada perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki cenderung membutuhkan energi yang lebih banyak daripada perempuan sehingga oksigen yang diperlukan pun menjadi semakin banyak.

c)      Suhu tubuh

Suhu tubuh mempunyai hubungan yang erat dengan pernapasan. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang, maka dia akan membutuhkan energi yang lebih banyak sehingga kebutuhan akan oksigen pun akan meningkat. Oleh karena itu, frekuensi pernapasan pun akan menjadi lebih sering dilakukan.

d)     Posisi tubuh

                  Posisi tubuh ternyata mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap frekuensi pernapasan. Seseorang yang sedang berdiri, frekuensi pernapasannya akan lebih sering terjadi daripada seseorang yang posisi tubuhnya sedang berbaring. Pada saat kita berdiri, aktivitas otot di dalam tubuh akan lebih sering mengalami kontraksi sehingga oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi di dalam tubuh menjadi lebih banyak. Hal ini mengakibatkan frekuensi inspirasi dan ekspirasi menjadi lebih sering dilakukan. Sementara itu, pada saat berbaring, otot-otot di dalam tubuh cenderung erelaksasi sehingga kebutuhan akan oksigen pun tidak sebanyak pada saat tubuh kita berdiri.

 

e)      Aktivitas tubuh

Seseorang yang mempunyai aktivitas tubuh cukup tinggi, seperti seorang petani atau atlet, frekuensi pernapasannya akan lebih tinggi daripada seorang sekretaris yang cenderung melakukan aktivitas pekerjaannya dengan duduk. Hal ini disebabkan energi yang diperlukan oleh seorang petani atau atlet lebih banyak jika dibandingkan oleh seseorang yang beraktivitas dengan cara duduk.

f)       berat badan

Pada pria yang berat badannya lebih ringan maka kapasitas vitalnya besar dan sebaliknya pada pria yang berat badannya lebih berat maka kapasitas vitalnya kecil dan pada wanita yang berat badannya ringan maka kapasitas vitalnya kecil sedangkan pada wanita yang berat badannya lebih berat maka kapasitas vitalnya lebih besar.

Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

·         Frekuensi pernapasan dapat berkurang karena bertambahnya usia seseorang.

·         Energi yang dibutuhkan oleh orang yang telah lanjut usia lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang masih muda sehingga oksigen yang dibutuhkannya pun menjadi berkurang.

·         Frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih tinggi daripada frekuensi pernapasan pada seorang perempuan.

·         Frekuensi pernapasan pada anak-anak cenderung lebih banyak jika dibandingkan dengan frekuensi pernapasan pada orang tua.

·         Frekuensi pernapasan pada orang yang aktivitas fisiknya lebih tinggi cenderung lebih sering dibandingkan dengan orang yang aktivitas fisiknya rendah.

2.      Faktor psikologis

a)      Emosi

Emosi seseorang berpengaruh pada tinggi rendahnya pernapasan seseorang. Seseorang yang sedang emosi seperti marah, frekuensi pernapasannya akan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang kondisi emosinya stabil atau normal.

b)      Perasaan

Perasaan takut pada seseorang akan mempercepat frekuensi pernapasannya, hal ini disebabkan aktivitas denyut jantung yang meningkat sehingga tubuh memerlukan asupan energi yang lebih banyak.

c)      Kejiwaan

Kejiwaan berkaitan erat dengan sifat atau karakter seeorang. Seseorang yang mempunyai jiwa periang, cenderung mempunyai aktivitas yang lebih aktif dibandingkan dengan seseorang yang pemalu. Dengan demikian, frekuensi pernapasan pada orang yang periang cenderung akan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang pemalu.

d)     Kestabilan rohani

Seseorang yang mempunyai pemahaman yang baik terhadap ilmu agama, kondisi rohaninya cenderung akan lebih baik dibanding dengan orang yang biasa saja. Hati mereka akan diliputi rasa tenang dan tentram sehingga jauh dari rasa cemas dan khawatir yang berlebihan. Keadaan ini akan berpengaruh pada frekuensi pernapasannya. Umumnya, frekuensi pernapasan mereka cenderung stabil dan normal.

E.     Volume Udara Pernapasan pada Manusia

Sebelumnya telah diuraikan bahwa frekuensi pernapasan pada setiap orang bisa saja berbeda. Begitu pula dengan volume udara pernapasan. Volume udara pernapasan pada manusia dipengaruhi oleh:

1.      Ukuran paru-paru

Seseorang yang mempunyai ukuran paru-parunya besar, akan mempunyai volume udara pernapasan yang besar pula, begitu juga sebaliknya. Hal ini disebabkan pada orang yang paru-parunya besar akan mempengaruhi jumlah dan luasnya alveolus dalam melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida.

 

2.      Kekuatan bernapas

Seorang penyelam cenderung mempunyai kekuatan bernapas yang lebih. Hal ini tentunya ditunjang dengan kapasitas volume udara yang bisa ditampungnya di dalam paru-paru.

3.      Cara bernapas

Pada artikel Proses Pernapasan pada Manusia telah dibahas bahwa cara bernapas yang baik adalah bernapas dengan menggunakan hidung. Sebab selain dapat menyaring udara kotor agar tidak masuk ke dalam saluran pernapasan berikutnya, juga dapat memperbaiki ritme pernapasan. Orang yang bernapas menggunakan hidung cenderung membutuhkan volume udara yang relatif sedikit daripada orang yang bernapas menggunakan mulut.

Kita dapat mengetahui seberapa banyak volume pernapasan yang dibutuhkan atau yang biasa digunakan pada pernapasan kita dengan menggunakan alat spirometer.
Volume udara pernapasan dibedakan menjadi:

1.      Volume udara tidal

Normalnya, setiap orang menghirup dan menghembuskan udara pernapasan sebanyak 500 cc dalam setiap kali melalukan proses inspirasi dan ekspirasi. Namun dari jumlah tersebut, tidak seluruhnya digunakan dalam proses oksidasi. Udara digunakan untuk proses oksidasi hanya sekitar 350 cc, sedangkan sisanya sebanyak 150 cc hanya sampai pada saluran pernapasan saja.

2.      Volume udara komplementer

Volume udara komplementer merupakan volume udara yang masih dapat kita hirup sedalam-dalamnya sebanyak 1500 cc, setelah kita menghirup udara normal sebanyak 500 cc.

3.      Volume udara suplementer (cadangan)

Merupakan volume udara yang masih dapat kita hembuskan sedalam-dalamnya sebanyak 1500 cc, setelah kita melakukan ekspirasi normal sebanyak 500cc.

4.      Volume udara residu (sisa)

Merupakan volume udara yang tersisa di dalam paru-paru sebanyak 1000 cc setelah kita melakukan ekspirasi sedalam-dalamnya. Adanya volume udara inilah yang menyebabkan kita masih bisa bernapas dalam keadaan kritis.

5.      Kapasitas vital paru-paru

Kapasitas vital paru-paru merupakan jumlah udara inspirasi dan eskpirasi yang dihembuskan sekuat-kuatnya sebanyak 3.500 cc.

6.      Kapasitas total paru-paru

Kapasitas total paru-paru merupakan keseluruhan jumlah udara yang masuk ke dalam paru-paru yaitu sebesar 4.500 cc.


Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan volume pernapasan. Berikut ini istilah yang berhubungan dengan volume pernapasan.

1. Ventilasi pulmonal

Ventilasi pulmonlao, yaitu volume udara tidal dikalikan dengan jumlah pernapasan per menit.500 cc x 12 = 6.000 mil per menit

2. Ventilasi alveoli

Ventilasi alveoli, yaitu volume udara yang masuk ke alveoli dikalikan dengan jumlah pernapasan per menit.


 

 

 

 

 

BAB III

METODEOLOGI

 

A.    Alat dan Bahan

             Dalam melakukan suatu praktikum tentunya kita harus mengetahui dan menyiapkan alat dan bahan sebelum percobaan. Ada pun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut :

 

*Alat

(Tabel 3.1) Alat yang digunakan pada praktikum

Nama Alat
Jumlah
Fungsi
Gambar
Galon
1 buah
Untuk menampung air dan sebagai alat ukur.

Baskom
1 buah
Untuk menampung air dan menahan air dari galon agar tidak tumpah

selang
1 buah
(1 meter)
Sebagai media untuk memasukkan udara masuk ke dalam gallon

 
Tipex / spidol
 
1 buah
Untuk menandai ukuran pada gallon
 
 
 
Botol AQUA 600 ml
3 buah
Sebagai wadah untuk mengukur air yang akan dituangkan ke dalam gallon untuk diberi tanda


 

*Bahan

        (Tabel 3.2) Bahan yang digunakan dalam praktikum

Nama Bahan
Jumlah
Fungsi
 
 
 
 
Air
± 2 galon
Berfungsi sebagai tolak ukur volume pernafasan

 

B.     Langkah kerja

1.      Datalah jenis kelamin, berat badan, dan usia teman kelompokmu.

2.      Isi botol Aqua 600 ml dengan air. Selanjutnya tuangkan air trsebut kedalam gallon. Berilah tanda pada gallon tersebut setiap 600 ml setelah dituangkan air. Lakukan hal tersebut hingga galon  terisi penuh dengan air.



Gambar 3.1 Cara menentukan takaran pada galon setiap 600 ml

3.      Tutuplah mulut galon dengan telapak tangan, dan masukkan mulut galon ke dalam baskom yang berisi air dengan mulut galon menghadap ke bawah. Jangan sampai air di dalam gallon keluar sedikitpun.



Gambar 3.2 Cara membalikkan galon

4.      Masukkan salah satu ujung selang ke dalam gallon melalui mulut gallon dan ujung selang yang lain dekatkan ke mulut orang yang akan dihitung volume pernapasannya.



Gambar 3.3 Cara memasukkan selang ke dalam galon

 

 

 

 

 

 

5.      Sebelum memasukkan selang kedalam mulut, tariklah napas secara normal (biasa) melalui hidung. Selanjutnya masukkan selang ke mulut dan hembuskan napas yang telah dihirup melalui mulut secara normal. Selanjutnya, perhatikan volume air yang berkurang dan catatlah hasilnya.



Gambar 3.4 Menghembuskan napas ke dalam selang

6.      Lakukan kegiatan tersebut dengan menrik nafas biasa dan menghembuskan kuat serta menarik nafas kuat dan menghebuskan secara kuat.

7.      Lakukan langkah secara berulang dengan orang yang berbeda.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

 HASIL PRAKTIKUM DAN PENGAMATAN

 

A.    Data Hasil Pengamatan

Data yang didapatkan setelah praktikum dilakukan sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data hasil praktikum

No
Nama
Jenis kelamin
Berat badan
Usia
Kapasitas (L)
Posisi
1
2
3
1.
Arham Azis
Laki laki
45
16
2,1
2,4
3
Berdiri
2.
Andi Nadiah Khairunnisa
Perempuan
49
16
1,2
1,5
1,8
Berdiri
3.
Eka Putri Wulandari
Perempuan
56
16
0,6
1,8
2,1
Berdiri
4.
Achmad Ferdiansa
Laki laki
48
17
1,5
1,8
2,4
Berdiri

            Sumber : Diolah dari data hasil praktikum pada laporan sementara                                    

Keterangan  pada kapasitas  :

            1 = Hirup normal (biasa) , hembus normal (biasa)

            2 = Hirup normal, hembus kuat

            3 = Hirup kuat , hembus kuat

 

Keterangan lain :

1.      Arham Azis
 
 
Pada percobaan (1) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 3,5 batang

(1 batang = 600 ml).

                  3,5 x 600 = 2100 ml = 2,1 L

Pada percobaan (2) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 4 batang

(1 batang = 600 ml). 4 x 600 = 2400 ml = 2,4 L

    

Pada percobaan (3) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 5 batang (1 batang = 600 ml).

                  5 x 600 = 3000 ml = 3 L

 

2.      A. Nadiah Khairunnisa
 

Pada percobaan (1) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 2 batang (1 batang = 600 ml).

                        2 x 600 = 1200 ml = 1,2 L

Pada percobaan (2) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 2,5 batang (1 batang = 600 ml).

                        2,5 x 600 = 1500 ml = 1,5

   

Pada percobaan (3) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 3 batang (1 batang = 600 ml).

                        3 x 600 = 1800 ml = 1,8 L

 

3.      Eka Putri Wulandari


Pada percobaan (1) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 1 batang (1 batang = 600 ml).

                        1 x 600 = 600 ml = 0,6 L

Pada percobaan (2) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 3 batang (1 batang = 600 ml).

                                                            3 x 600 = 1800 ml = 1,8 L

      Gambar 4.3 Eka meniup selang

Pada percobaan (3) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 3,5 batang (1 batang = 600 ml).

                        3,5 x 600 = 2100 ml = 2,1 L

4.      Achmad Ferdiansa
 

Pada percobaan (1) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 2,5 batang

(1 batang = 600 ml).

                        2,5 x 600 = 1500 ml = 1,5 L

Pada percobaan (2) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 3 batang

(1 batang = 600 ml).  3 x 600 = 1800 ml = 1,8 L

   

Pada percobaan (3) setelah menhembuskan udara, volume air yang keluar sebanyak 4 batang (1 batang = 600 ml).

                        4 x 600 = 2400 ml = 2,4

 

B.     Pembahasan

1.      Apakah terdapat perbedaan kapasitas paru paru antara pria dan wanita? Mengapa demikian ?

2.      Adakah hubungan antara berat badan dengan rata-rata kapasitas vital paru-paru?

3.      Faktor – faktor apa saja yang memengaruhi kapasitas paru –paru ?

JAWAB :

1.      Ya, terdapat perbedaan . Karena pada umumnya dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih banyak daripada frekuensi pernapasan pada perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki cenderung membutuhkan energi yang lebih banyak daripada perempuan sehingga oksigen yang diperlukan pun menjadi semakin banyak selain itu karena laki laki pada umumnya mempunyai volume paru paru yang lebih besar dibandingkan volume paru paru pada wanita. Pada praktikum ini, hasil pengamatan yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada.

2.      Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, berat badan seseorang mempengaruhi kapasitas vital paru – paru. Pada pria yang berat badannya lebih ringan maka kapasitas vitalnya besar dan sebaliknya pada pria yang berat badannya lebih berat maka kapasitas vitalnya kecil dan pada wanita yang berat badannya ringan maka kapasitas vitalnya kecil sedangkan pada wanita yang berat badannya lebih berat maka kapasitas vitalnya lebih besar.

Tetapi jika dibandingkan dengan teori yang ditemukan, semakin besar berat badan seseorang maka semakin besar pula kapasitas vital paru – parunya, baik itu pada wanita maupun pada pria.

Hal – hal yang mempengaruhi ketidaksamaan teori dan hasil percobaan yaitu adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru – paru orang yang satu dengan orang yang lain. Misalnya orang pertama memiliki tingkat emosi yang tinggi daripada orang kedua maka dari itu, hal tersebutlah yang menyebabkan tidak samanya teori dan hasil praktium dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

3.      Adapun faktor - faktor yang memengaruhi yaitu :

a)      Faktor fisik seperti umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan berat badan dan aktivitas tubuh.


b)      Faktor topografi

c)      Faktor psikologis seperti emosi, kejiwaan, perasaan, energi dan aura, dan kestabilan rohani.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

 PENUTUP

 

 

A.    Kesimpulan

Dari percobaan tersebut kita dapat menarik kesimpulan yaitu faktor yang mempengaruhi kapasitas paru - paru seseorang adalah :

1.      Faktor fisik seperti umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, berat badan dan aktivitas tubuh.

Laki laki pada umumnya mempunyai volume paru paru

yang lebih besar dibandingkan volume paru paru pada wanita. Semakin besar berat badan seseorang maka semakin besar pula kapasitas volume paru – parunya.

2.      Faktor topografi

Semakin tinggi daerah seseorang (Puncak) , maka semakin

kecil pula volume paru – parunya karena oksigen yang berada di puncak jumlahnya sangat kecil.

3.      Faktor psikologis seperti emosi, kejiwaan, perasaan, energi dan aura, dan kestabilan rohani.

 

B.     Saran

Sebaiknya, pada saat melakukan percobaan ini kita harus hati – hati membalik gallon/botol agar airnya tidak tumpah dan tidak mempengaruhi hasil dari praktikum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Suryati,herfen“sistem pernapasan manusia” 17 januari 2016 http://prestasiherfen.blogspot.co.id/2009/02/sistem-pernapasan-manusia.html

Bimbie ,”faktor faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan” 17 januari 2016 http://www.bimbie.com/frekuensi-volume-pernafasan-manusia.htm

Sasrawan hedi , “ alat pernapasan manusia” 17 januari 2016 http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/07/6-alat-pernapasan-pada-manusia.html